- Back to Home »
- pendidikan seks , sosiologi »
- Generasi Bangsa Dan Pentingnya "Pendidikan Seks Bebas"
Posted by : Eka
Minggu, 16 November 2014
Generasi Bangsa Dan Pentingnya
"Pendidikan Seks Bebas"
Keluarga memiliki peran yang penting
dan sangat mempengaruhi dalam kehidupan anak, kemudian sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu perlu
adanya sosialisasi anak sebagai proses belajar dan beradaptasi, dimana anak didik
memerlukan kekayaan personal (personal
system properties) seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai,
kebutuhan, motivasi, kognitif, afektif, dan pola konatif. Abdullah idi (2013)1.
Tugas orang tua tidak hanya mendidik
dan membimbing anaknya, namun juga memotivasi anaknya kedalam dunia pendidikan
agar memiliki pengetahuan serta keterampilan yang lebih berkembang.motivsi itu
dapat berupa harapan-harapan masa depan sebagai antisipasi bagi kehidupan yang
berbeda dari orang tuanya.dikatakan Zakiyah Darajat (1992)2 bahwa
disekolah, pendidik atau guru merasa bertanggung jawab terutama terhadap
pendidikan otak/intelektual anak didik kendatipun guru tidak hanya mengajar,
tetapi juga mendidik.
Ari H. Gunawan (2005)3
mengatakan bahwa sejumlah peranan sekolah: (a) memberikan bekal pengetahuan dan
keterampilan; membentuk kader pemimpin; sebagai tempat mengatisipasi mobilitas
sosial; membantu memecahkan masalah sosial; sebagai agen penerus dan
pengembangan kebudayaan; dan membantu kesejahteraan keluarga.
Dimasyarakat anak mendapatkan
pendidikan berupa pengalaman yang disebabkan adanya interaksi sosial. Hendi S
dan Ramdani wahyu (2001)4 mengungkapkan bahwa proses sosialisasi sangat
berperan dalam pembentukan kepribadian, interaksi anak didik dengan lingkungan
sosial akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, pembentukan
kepribadian anak dapat dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya:
a.
Keteladanan orang tua
b. Warisan biologis orang tua
1Idi Abdullah, Sosiologi
Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013) hlm. 105-106
2Zakiyah Drajat , Ilmu
pendidikan Islam, (Jakarta: Departemen Agama, 1992) Hlm. 72
3Ary H. Gunawan, Sosiologi
Pendidikan, Op.Cit., Hlm.65-70
c.
Lingkungan fisik
d.
Lingkungan pergaulan
e.
Keyakinan terhadap agama
Tujuan pendidikan, sebagaimana
diungkapkan oleh A.Tresna Sastrawijaya (1991)5, adalah mencakup
kesiapan jabatan, keterampilan memcahkan
masalah, penggunaan waktu senggang secara membangun, dan sebagainya karena
setiap anak mempunyai harapan yang berbeda. Tujuan pendidikan secara umum
seperti itu menyangkut kemampuan luas yang akan membantu siswa untuk
berpartisipasi dalam masyarakat.
Generasi bangsa
merupakan pemimpin masa mendatang, Generasi Pembaharu moral masyarakat,
generasi penerus, generasi pengganti, serta genersi Pengubah
yang seharusnya mendatangkan prestasi. Namun apabila generasi yang ada pada
saat ini moralnya kurang baik maka, nasib sebuah bangsa akan ikut menjadi
terpuruk. Remajalah yang sering disebut-sebut sebagai generasi bangsa.
Masa remaja merupakan masa peralihan
dimana seseorang berpindah dari kanak-kanak menuju masa dewasa. Perubahan itu
biasanya disertai oleh bernacam-macam problema yang dapat menimbulkan kenakalan remaja karena pemikiran
remaja yang sedang labil atau bisa juga disebabkan kurang adanya pengertian
dari orang tua, guru dan masyarakat tentang remaja. Sebagai contoh kasus yang
masih terbaru saat ini mengenai pelajar adalah kasus siswa yang menyiram orang
lain dengan air keras, siswa SD yang menghamili siswi SMP, tersebarnya video
seks siswi SMP dikelas, dll. Dari sebagian besar kasus yang terjadi yakni
menyangkut seks bebas yang terjadi dikalangan pelajar.
Dengan terjadinya
kasus demikian maka jelaslah bahwa anak masih belum mengenal dan memahami tentang pendidikan seks (sex education), Seharusnya Pendidikan
Seks tidak dianggap tabu dan tidak ditutu- tutupi lagi. Mengingat bahayanya Penyakit
Yang Diakibatkan Seks bebas. Bagi perempuan atau laki , penyakit akibat seks
seks bebas yang sering gonta-ganti pasangan penyakit akibat seks seks bebas bagi
perempuan atau laki . Perempuan yang menjadi korban seks lelaki rawan terkena
kanker serviks dengan media penular si lelakinya. Penyakit ini akan menyerang baik
si lelaki maupun wanitanya.
4Hendi S Dan Ramdani Wahyu, Pengantar Studi Sosiologi Keluarga,
(Bandung: Pustaka Setia, 2001) hlm. 105
5A.Tresna Sastrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran.
(Jakarta: Rineka Cipta. 1991), hlm.26
Inilah
Contoh-Contoh Penyakit yang akan ditimbulkan akibat sering ganti-ganti pesangan
atau seks bebas :
1. Herpes Genital.
1. Herpes Genital.
2. Sifilis (Penyakit Raja Singa)
3. Gonore (Kencing Nanah)
4. Klamidia
5. Jengger Ayam atau Kutil di kelamin (Genital wart)
6. Hepatitis B
7. Kanker prostat
8. Kanker
Serviks (leher rahim)
9. HIV/AIDS
10. Trichomoniasis.
Kasus yang
terjadi pada SMP N di jakarta Setelah adanya pemeriksaan Polda MetroJaya Kabid
Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro
Jaya, Jakarta, Rabu (30/10/2013). Mengatakan bahwa: keduanya menyampaikan
keterangan yang berbeda. Berdasarkan keterangan, siswi yang melakukan adegan
mesum, mengaku bahwa ia dipaksa oleh temannya. Siswi tersebut juga mengaku
diancam apabila tidak melakukan hubungan mesum di depan teman-temannya, akan
disebarluaskan video tersebut. Keterangan siswa yang melakukan adegan mesum,
berkata lain. Ia menyatakan bahwa adegan mesum itu dilakukan tanpa adanya unsur
paksaan. Karena sebelumnya mereka telah berpacaran pada awal september lalu. Rikwanto
melanjutkan, pihaknya masih mendalami kasus tersebut. Polisi masih akan
memeriksa saksi-saksi lain untuk memperdalam kasus tersebut (detiknews)6.
Melihat
kasus demikian mencerminkan bahwa di Indonesia memang kurangnya sosialisasi
mengenai pendidikan seks, akibatnya banyak remaja-remaja yang tidak mengetahui
bahayanya penyakit yang akan timbul akibat seks bebas, dan bisa juga dengan
adanya media sosial, internet yang dimana siapapun dapat mudah meng-akses
situs-situs pornografi bahkan porno aksi yang kemudian banyak muncul kasus MBA
(Married by accident) sebagai salah
satu akibat yang diakibatkan kenakalan remaja yakni, seks bebas.
6Detiknews.com
Pusat studi Hukum Universitas Islam
Indonesia menemukan data bahwa 15 persen dari 202 responden remaja berusia 15
sampai 25 tahun sudah melakukan hubungan seks. Mereka terpengaruh gambar dan
tayangan pornografi lewat internet, VCD, TV, dan bacaan-bacaan cabul.Korban
pornografi pun meningkat luar biasa. Pusat sumberdaya Hukum untuk keadilan
gender melansir, pada tahun 2003 kasus korban pornografi dan pornoaksi
berjumlah 63. Tahun berikutnya mencapai 144 kasus, dan hingga pada saat ini
mencapai lebih dari 1000 kasus.
Sedini mungkin, anak sudah mulai
dikenalkan mengenai perbedaan jenis kelamin berikut anggota-anggota tubuh.
“Supaya kelak anak tidak shock dan mengalami gagap sosial. Dalam artian, tidak
mengerti keadaan dirinya dan orang lain,” kata psikolog dari RS St Elisabeth,
Semarang, Probowatie Tjondronegoro.
Pada usia dini anak-anak perlu
diberikan bimbingan yang serius terutama mengenai masalah seks, pendidikan yang
tepat memberikan respon yang positif bagi perkembangan anak. Keluarga,
lingkungan, dan pendidikan merupakan tempat terbaik utuk mensosialisaikan anak
mengenai pendidikan seks khususnya. Terutama dengan adanya pemberian contoh
yang baik dari orang tua sebagai bekal dalam bersikap agar anak mampu mensikapi
dan menerima arus informasi yang diterimanya melalui apapun dengan merespon dan
menyikapi secara bijak.
Media massa sangat berpengaruh
terhadap perkembangan mental anak, terutama mengenai hal yang dianggap tabu
sehingga menimbulkan rasa penasaran. Pemberitaan mengenai pornografi yang
sering muncul di media massa baik cetak maupun elektronik mengundang perhatian
publik. di sini Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan masukan dan
pendidikan sehingga anak mampu mem filter segala informasi yang ada.
Hal utama yang perlu disadari oleh
orang tua adalah memberikan perhatian pada tahap-tahap perkembangan emosi anak,
seperti memberikan perhatian pada tahap-tahap perkembangan fisik dan kemampuan
intelelektualnya. Kemudian memberi pengawasan lebih terhadap fasilitas yang
dimiliki oleh anaknya misalnya: gadget, setidaknya
orang tua lebih perhatian dengan cara memeriksa barang yang dimiliki anaknya
disaat mereka tidak mengetahui, ini dapat disebut sebagai salah satu bentuk
perhatian orang tua terhadap anak, agar menjadi seperti apa yang diharapkan
orang tua, agar terdidik menjadi yang lebih baik dan benar.
Dengan demikian apabila generasi
bangsa telah terdidik dengan baik dan benar, serta mengetahui efek yang akan
ditimbulkan dari seks bebas ataupun membuat video pornoaksi bisa jadi seks
bebas yang ada di Indonesia khususnya, semakin lama akan semakin berkurang,
dikarenakan mereka telah mengetahui dampak maupun efek negatif yang
ditimbulkan, baik masalah penyakit, dengan lingukngan sosial, dan sebagainya.
Daftar pustaka:
1.
A.Tresna Sastrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta. 1991),
hlm.26
2.
Ary H. Gunawan, Sosiologi
Pendidikan, Op.Cit., Hlm.65-70
3.
Detiknews.com
4.
Hendi S Dan Ramdani Wahyu, Pengantar Studi Sosiologi Keluarga, (Bandung: Pustaka Setia, 2001)
hlm. 105
5.
Idi Abdullah, Sosiologi
Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013) hlm. 105-106
6.
Zakiyah Drajat , Ilmu
pendidikan Islam, (Jakarta: Departemen Agama, 1992) Hlm. 72