Posted by : Eka Minggu, 02 November 2014



NAMA : Eka Nur Lailiyah (20120720037)    

FILSAFAT IDEALISME
1.       Definisi Idealisme
Kata idealis dalam filsafat mempunyai arti yang sanagat berbeda dalam artinya dalam bahasa sehari-hari. Secara umum kata idealis berarti :
a.    Seorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya.
b.    Orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatau rencana atau program yang belum ada.
Arti falsafi dari kata idealisme ditentukan lebih banyak oleh arti biasa dari kata ide, dari pada kata ideal. W.E Hocking seorang idealis mengatakan bahwa, kata-kata “idea-ism” adalah lebih tepat dari pada “idealism”. Idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri atas ide-ide, fikiran, akal atau jiwa dan bukan benda material dari kekuatan.
Idealisme adalah suatu pandangan dunia atau metafisik yang mengatakan bahwa realitas dasar terdiri atas atau sangat erta hubungannya dengan ide fikiran atau jiwa.

2.       Latar Belakang (Sejarah) Aliran Filsafat Idealisme
Filsafat idealisme merupakan aliran filsafat yang sangat penting dalam perkembangan sejarah pemikiran manusia. Pada awalnya dalam filsafat barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. Idealisme merupakan salah satu aliran filsafat yang mempunyai paham bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh.
Dalam filsafat idealisa adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kebergantunganya pada jiwa (mind) dan spirit (roh). Istilah ini diambil dari idea, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Keyakinan ini ada pada plato.
Plato sering disebut sebagai seorang idealis sekalipun ideanya tidak khusus (spesifik)  mental, tetapi lebih merupakan obyek universal. Akan tetapi plato sependapat dengan idealis modern yang mengajarkan bahwa hakikat penampakan atau yang tampak itu berwatak khas spiritual.
Menurut pandangan subyektif, materi adalah sebagaimana yang dipahami oleh manusia. Menurut pandangan obyektif, materi adalah idea dalam pikiran Tuhan, bebas dari tangkapan manusia. Barkeley mengajukan tiga argumen yaitu :
1.      Apa yang diketahui haruslah ada didalam pikiran atau berhubungan dengan pikiran (mind).
2.      Kita tidak dapat mengatakan secara positif bahwa materi yang dipahami  berada bebas dari pemahaman.
3.      Sifat obyek fisik selalu berekor pada pengalaman akhlaq pikiran.

Inti dari Idealisme adalah suatu penekanan pada realitas ide-gagasan, pemikiran, akal-pikir atau kedirian daripada sebagai suatu penekanan pada objek-objek & daya-daya material. Idealisme menekankan akal pikir (mind) sebagai hal dasar atau lebih dulu ada bagi materi, & bahkan menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkan oleh akal-pikir atau jiwa (mind). Hal itu sangat berlawanan dengan materialisme yang berpendapat bahwa materi adalah nyata ada,  sedangkan akal-pikir (mind) adalah sebuah fenomena pengiring.
Sepanjang sejarah, idealisme juga terkait dengan agama, karena keduanya sama-sama memfokuskan pada aspek spiritual dan keduniawian lain dari realitas.

3.       Jenis-jenis Idealisme
A.      Idealisme Subyektif – Immaterialisme
Bahwa, akal jiwa dan persepsi-persepsinya atau ide-idenya merupakan segala yang ada. “obyek” pengalaman bukan benda material, obyek pengalaman adalah persepsi. Bagi seorang idealis subyektif apa yang ada (dalam arti biasa) adalah akal dan ide-idenya.
B.       Idealisme Obyektif
Mereka berpendapat bahwa peraturan dan bentuk dunia, dan juga pengetahuan adalah ditentukan oleh watak dunia itu sendiri. Jika mereka mengatakan bahwa watak yang sebenarnya dari alam adalah bersifat mental, maka artinya adalah bahwa alam itu suatu susunan yang meliputi segala-galanya dan wataknya yang pokok adlah akal.

4.       Tokoh-tokoh Idealisme :
A.     Plato (477 -347 SM)
Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indra. Dan pada dasarnya sesuatu itu dapat dipikirkan oleh akal, dan yang berkaitan juga dengan ide atau gagasan. Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang dikenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan.
Betran Russel mengatakan : Adapun buah pikiran penting yang dibicarakan oleh filsafat Plato adalah: kota utama yang merupakan idea yang belum pernah dikenal dan dikemukakan orang sebelumnya. Yang kedua, pendapatnya tentang idea yang merupakan buah pikiran utama yang mencoba memecahkan persoalan-persoalan menyeluruh persoalan itu yang sampai sekarang belum terpecahkan. Yang ketiga, pembahasan dan dalil yang dikemukakannya tentang keabadian. Yang keempat, buah pikiran tentang alam atau cosmos,  yang kelima, pandangannya tentang pengetahuan (Ali, 1990:28).
Karya-karya plato memakai bentuk sastra yang dinamakan dialog yang terdiri dari percakapan-percakapan antara dua orang lebih, mengenai ide yang penting atau ideal. Adapun diantara karyanya yang terkenal yaitu : Apology dan Crito. Euthypro, phaedo, the republic.
Bagi plato, dunia dibagi dalam dua bagian. Pertama: duian persepsi, dunia pengeliatan, suara, dan benda-benda individual. Kedua: terdapatalam diatas alam benda, yaitu alam konsep, ide, universal atau esensi yang abadi.

5.      Pengaruh Pemikiran Idealisme dalam Dunia Pendidikan Dengan Zaman Sekarang
Pemikiran filsafat idealisme masih berpengaruh atau masih digunakan pada zaman sekarang, terutama dalam bidang pendidikan. Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekadar kebutuhan alam semata. Gerakan filsafat idealisme pada abad ke-19 secara khusus mengajarkan tentang kebudayaan manusia dan lembaga kemanuisaan sebagai ekspresi realitas spiritual.

 Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.

Implikasi filsafat idealisme dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
a.       Tujuannya, untuk membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial peserta didik.
b.      Kurikulum, pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan.
c.       Metode, diutamakan metode dialektika (saling mengaitkan ilmu yang satu dengan yang lain), tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.
d.      Peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya.
e.       Pendidik bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan alam.

DAFTAR PUSTAKA
Hadiwijono, Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Yogyakarta : Kanisius
Rasjidi, Muhammad, 1984, Persoalan-Persoalan Filsafat,  jakarta : Bulan bintang,
hlm. 316-321
Tafsir, Ahmad, 1993, Filsafat Umum, Bandung : Remaja Rosda Karya, hlm. 127-136
Tafsir Ahmad, 2000, Filsafat Umum, Bandung: Remaja Rosda Karya, hlm. 154
Hadiwijono, Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Yogyakarta : Kanisius

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumlah Pengunjung

- Copyright © Belajar Bersama -